KECEMASAN (BAIK ATAU BURUK)
(part 1)
Kecemasan adalah suatu perasaan yang timbul pada
seseorang yang mengalami atau menghadapi tekanan, yang datang tiba-tiba. Kecemasan
dapat datang dalam kondisi apapun yang tidak diduga sebelumnya karena adanya
tekanan dari lingkungan sekitar ataupun reaksi tubuh dari keadaan yang tidak nyaman.
Cemas
adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika
merasa cemas, individu merasa tidak nyaman atau takut atau mungkin memiliki
firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang
mengancam tersebut terjadi (Murwani, 2010). Sedangkan menurut Stuart (2011) ansietas
(anxiety) adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar yang berkaitan
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Tidak ada objek yang dapat
diidentifikasi sebagai stimulus cemas. Ditambahkan oleh Stuart bahwa kecemasan suatu
keadaan emosi yang tidak memiliki objek yang spesifik dan kondisi ini dialami
secara subjektif. Cemas berbeda dengan rasa takut.
Cemas
memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek membahayakan, yang
bergantung dengan tingkat cemas, lama cemas yang dialami, dan seberapa baik
individu melakukan koping terhadap cemas. Cemas dapat dilihat dalam rentang
ringan, sedang, dan berat. Setiap tingkat menyebabkan perubahan emosional dan
fisiologis pada individu (Videbeck, 2012). Persepsi tentang perasaan atau
kondisi cemas sangat bergantung pada individunya dan bagaimana ia dapat
memanagement rasa cemas tersebut.
Kecemasan
adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan
yang sering disertai dengan gejala fisiologis (Tomb, 2010), dan perasaan takut
merupakan manifestasi dari penilaian intelektual terhadap sesuatu yang
berbahaya. Cemas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut. Menurut
Wignyosoebroto, 1981 dikutip oleh Purba, dkk.(2010), takut mempunyai sumber
penyebab yang spesifik atau objektif yang dapat diidentifikasi secara nyata,
sedangkan cemas sumber penyebabnya tidak dapat ditunjuk secara nyata dan jelas.
Kecemasan
adalah kondisi membingungkan yang muncul tanpa alasan dari kejadian yang akan
datang. Kecemasan akan muncul pada keluarga yang salah satu anggota keluarganya
sedang sakit. Bila salah satu anggota keluarga sakit maka hal tersebut akan
menyebabkan terjadinya krisis keluarga. Kecemasan merupakan respon yang tepat
terhadap suatu ancaman, tetapi kecemasan dapat menjadi abnormal bila
tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman (Nevid, et al 2012).
1.
Penyebab Kecemasan
Beberapa teori
penyebab kecemasan pada individu antara lain (Stuart dan Sundeen, 2012) :
a.
Teori
Psikoanalitik
Menurut
pandangan psikoanalitik kecemasan terjadi karena adanya konflik yang
terjadi antara emosional elemen kepribadian, yaitu id dan super ego. Id
mewakili insting, super ego mewakili hati nurani, sedangkan ego berperan
menengahi konflik yang tejadi antara dua elemen yang bertentangan. Timbulnya
kecemasan merupakan upaya meningkatkan ego ada bahaya.
b.
Teori
Interpersonal
Menurut
pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut terhadap
adanya penolakan dan tidak adanya penerimaan interpersonal. Ansietas juga
berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan yang
menimbulkan kelemahan fisik.
c.
Teori
Perilaku (Behavior)
Menurut
pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala
Sesutu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan.
d.
Teori
Prespektif Keluarga
Kajian
keluarga menunjukan pola interaksi yang terjadi dalam keluarga. Kecemasan
menunjukan adanya pola interaksi yang mal adaptif dalam system keluarga.
e.
Teori
Perspektif Biologis
Kajian
biologis menunjukan bahwa otak mengandung reseptor khususnya yang mengatur
ansietas, antara lain : benzodiazepines,
penghambat asam amino butirik-gamma
neroregulator serta endofirin. Kesehatan umum seseorang sebagai
predisposisi terhadap Ansietas (Anxiety).
Tabel Respon
fisiologis terhadap Ansietas System Tubuh
Sistem Tubuh
|
Respon
|
Kardiovaskuler
|
Palpitasi,
tekanan darah meninggi, rasa mau pingsan, tekanan darah menurun, denyut nadi
menurun, jantung seperti terbakar.
|
Pernafasan
|
Nafas
cepat, nafas pendek, tekanan pada dada, nafas dangkal, pembengkakan pada
tenggorok, sensasi tercekik, terengah-engah.
|
Neuromuskuler
|
Reflek
meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor, rigiditas,
wajah tegang, kelemahan umum, gerakan yang janggal.
|
Gastrointestinal
|
Kehilangan
nafsu makan, menolak makan, abdomen discomfort, mual, diare.
|
Traktus
Urinarius
|
Tidak
dapat menahan kencing, sering kencing.
|
Kulit
|
Wajah
kemerahan, telapak tangan berkeringat, gatal, rasa panas dan dingin pada
kulit, wajah pucat.
|
Oleh Stuart
& Sundeen (2012)
2. Tanda dan
Gejala Kecemasan
Tanda
dan gejala kecemasan yang ditunjukkan atau dikemukakan oleh seseorang bervariasi,
tergantung dari beratnya atau tingkatan yang dirasakan oleh individu tersebut
(Hawari, 2011). Keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang saat mengalami
kecemasan secara umum menurut Hawari (2011), antara lain adalah sebagai berikut
:
a. Gejala psikologis : pernyataan
cemas/khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
b. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang
menegangkan.
c.
Gangguan
konsentrasi daya ingat.
d. Gejala somatik : rasa sakit pada otot
dan tulang, berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, sakit kepala,
gangguan perkemihan, tangan terasa dingin dan lembab, dan lain sebagainya.
3. Tingkat
Kecemasan
Menurut
Stuart (2011), ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu
ringan, sedang, berat dan panik.
a. Kecemasan Ringan
Dihubungkan dengan
ketegangan yang dialami sehari-hari, individu masih waspada serta lapang
presepsinya meluas, menajamkan indra. Dapat memotivasi individu untuk belajar dan
mampu memecahkan masalah secara efektif dan menghasilkan pertumbuhan.
b. Kecemasan Sedang
Memungkinkan individu
untuk berfokus pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Ansietas
ini mempersempit lapang presepsi individu. Dengan demikian, individu mengalami
tidak perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak area jika
diarahkan untuk melakukannya.
c.
Kecemasan
Berat
Lapangan presepsi individu
sangat sempit. Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik
serta tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk
mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk
berfokus pada area lain.
d. Panik
Berhubungan dengan
ketakutan, dan terror. Hal yang rinci terpecah dari proporsinya. Karena
mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami panik tidak mampu
melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panic mencakup disorganisasi
kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktifitas motorik, menurunnya kemampuan
untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan
pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan,
jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan dan
kematian.
Kecemasan dapat dialami oleh siapa saja, namun
yang perlu diperhatikan ketika kecemasan ini dirasakan adalah bagimana individu
berusaha untuk meminimalisir serta memanagement cemas yang dirasakan, agar
kecemasan yang dirasakan tidak berdampak negative bagi tubuh dan orang-orang
sekitar anda.
Komentar
Posting Komentar