ANTI RETROVIRAL VIRUS (ARV) BAGI PENGIDAP HIV

HIV atau human immunodeficiency virus jenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. Virus ini akan membuat seseorang mengidap AIDS atau Acquired immuno deficiency syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV. Akibat menurunnya kekebalan tubuh maka orang tersebut sangat mudah terkena berbagai penyakit (infeksi oportunistik) yang sering berakibat fatal. Pengidap HIV memerlukan pengobatan dengan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh agar tidak masuk ke dalam stadium AIDS. sedangkan pengidap AIDS memerlukan pengobatan ARV untuk mencegah terjadinya infeksi oportunistik dengan berbagai komplikasinya (Kemenkes RI, 2014).
ARV merupakan sebuah jenis pengobatan pemberian modifikasi virus guna menekan laju dan keganasan virus HIV dan AIDS. Pemberian ARV merupakan suatu langkah pasti untuk menanggulangi dan mengurangi dampak kesehatan bagi para pengidap HIV. Pemberian ARV dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan jumlah virus HIV pada penderita HIV, dengan menghambat perkembangan jumlah virus tersebut maka peningkatan stadium dapat dicegah dan juga dapat mengurangi resiko timbulnya penyakit lain akibat turunnya imunitas tubuh karena virus HIV.
Badan kesehatan dunia (WHO) telah mendukung negara Thailand sebagai Negara di Asia Tenggara dengan jumlah prevalensi HIV/AIDS tertinggi selama dua dekade ini untuk melakukan tindakan dan pananganan HIV dan AIDS melalui bantuan teknis yang bertujuan merevitalisasi prioritas antara para pemangku kepentingan kesehatan yang berbeda. Dengan hampir 520.000 orang (usia 15 - 49 tahun) yang hidup dengan HIV dan AIDS. Beban angka prevalensi ini didorong oleh tingginya tingkat infeksi di antara sub-populasi termasuk pria yang berhubungan seks dengan laki-laki, pekerja seks langsung dan tidak langsung, pemuda (usia 15 - 22), dan orang-orang yang menyuntikkan narkoba. upaya Pencegahan dan pengobatan  sukses sepanjang dua dekade terakhir telah mengurangi jumlah infeksi HIV baru dari 143.000.
Pada tahun 1991 menjadi 10.853 pada tahun 2010. (Menurut Response Global AIDS laporan kemajuan negara 2012 untuk Thailand, hampir 225.272 (64,61%) dari orang dewasa dan anak-anak berhak hidup dengan HIV dan AIDS adalah terapi anti-retroviral (ARV) (SEARO, 2013).
Dalam hal jumlah kasus tersebut, Indonesia di Asia Fasifik memiliki jumlah kasus HIV terbanyak nomor dua setelah India. Salah satu yang terkait dengan peningkatan kejadian kasus baru HIV tersebut adalah akses terhadap layanan ARV di Indonesia belum sebaik seperti negara-negara di Asia tersebut (UNAIDS, 2013). Oleh karena itu, perlu adanya perluasan dukungan layanan ARV dan pemantauan yang lebih efektif untuk mencapai keberhasilan dalam penanggulangan HIV, serta untuk mencegah status epidemi HIV di Indonesia ke arah Generalize Epidemic.
Berdasarkan laporan Ditjen PP & PL Kemenkes RI Secara kumulatif HIV & AIDS 1 April 1987 sampai dengan 30 September 2014, Jumlah Kumulatif Kasus AIDS Menurut Jenis Kelamin Laki-laki 30,001 dan Perempuan 16,149. Selain itu, himbauan dari Kemenkes RI, rumah sakit dan puskesmas diharapkan menyediakan layanan terkait penanggulangan HIV/AIDS ke dalam salah satu program layanan pokok sebagai bagian dari standar layanan kesehatan, sebagai acuan dalam penilaian akreditasi rumah sakit atau puskesmas (Kemenkes RI, 2013).
Oleh karena itu, penting bagi puskesmas untuk merencanakan pengembangan layanan satelit ARV, mengingat jumlah ODHA setiap tahun cenderung semakin meningkat. Maka sebaiknya program pemberian ARV pada pengidap HIV dan AIDS harus dilakukan dengan merata, dengan tersedianya pengobatan serta akses untuk mendapatkan pelayanan pemberian ARV dengan mudah bagi mereka yang memiliki indikasi atau pengidap HIV dan AIDS. Peran serta seluruh masyarakat sangat berarti untuk menyukseskan keberhasilan program ini demi mewujudkan kesehatan optimal bagi seluruh lapisan masyarakat.

By : M. Rekar sudirman

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Audit, Sertifikasi, dan Akreditas apa Bedanya?

Mengenal Tentang MUN "Model United Nations"

MENTAL BLOCK