Bising di Tempat Kerja

Alat-alat yang diciptakan manusia dengan maksud untuk mengurangi beban kerja baik di industri maupun dirumah hampir selalu disertai dengan produk  kebisingan, seperti alat musik, alat pembersih lantai, alat penyedot debu, gergaji listrik, pesawat jet dimana dapat berpengaruh terhadap kesehatan.

Kebisingan merupakan salah satu faktor bahaya fisik yang sering dijumpai ditempat kerja. Seiring dengan proses industrialisasi yang disertai dengan kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi yang setiap tahun berkembang, maka ancaman terjadinya risiko gangguan akibat kebisingan juga akan semakin bertambah, dimana pengaruhnya sangat berdampak pada kesehatan tenaga kerja.

Kebisingan merupakan masalah kesehatan kerja yang selalu timbul dimana  salah satu akibatnya dapat menyebabkan gangguan pendengaran, namun kesadaran akan bahaya kebisingan masih kurang dipahami baik oleh kalangan masyarakat  umum maupun para pekerja, padahal dampak yang ditimbulkan oleh kebisingan ditempat kerja sangat beresiko (Wahyu, 2003).

Gangguan pendengaran umumnya disebabkan oleh adanya suara-suara yang mengganggu pendengaran (bising) yang nilainya tidak dapat ditolerir oleh tubuh. Reaksi awal yang ditunjukkan oleh tubuh adalah menganggap kebisingan tersebut adalah sebuah gangguan yang menyebabkan stress fisik pada tubuh. Kebisingan yang terus berlanjut umumnya akan memberikan dampak serius di masa depan, baik berupa gangguan pendengaran parsial ataupun permanen.

Pada pekerja dengan kondisi khusus (mendapatkan paparan kebisingan) menganggap lingkungan kerj yang bising sebagai sebuah resiko dari pekerjaan yang dilakukan, sehingga resiko dampaknya pun dapat di prediksi oleh perusahaan di masa depan.

Gangguan pendengaran pada tenaga kerja dapat bersifat sementara atau menetap, sedangkan derajat ketulian atau gangguan pendengarannya dapat berupa tuli ringan, tuli sedang,dan tuli berat. Faktor yang mempengaruhi terjadinya gangguan pendengaran antara lain kebisingan, umur, masa kerja dan pemeriksaan kesehatan kerja.