BER-HAK ( Personal Opini)


Bertanya tentang siapa yang paling berhak atas sesuatu selain sang pencipta. Disaat kita manusia merasa paling tinggi dengan ego yang kita miliki membuat kita sombong dan berhak atas akan segala sesuatu. Berhak tak berhak entah siapa yang peduli. Ketika seseorang berbuat sesuatu tidak sesuai dengan yang kita inginkan dan membuat kita kecewa, apakah kita berhak? Berhak marah? Berhak membenci atas apa yang dia lakukan.
Entah atas dasar apa, dia memiliki hak untuk melakukan hal tersebut tanpa intervensi oleh orang lain, dan kita tidak berhak untuk menghalangi tindakan tersebut. Seseorang yang berbuat jahat, biarkanlah kita Cuma mampu mengingatkan, bila ingin dia lakukan silahkan dan di berhak. Ketika dia berbuat “Jahat” kepada kita, ya dia berhak, dan kita berhak merasa sakit dan menangis. Tapi ketika dapat kesempatan yang sama, kesempatan untuk membalas berbuat jahat, apakah kita berhak membalas, apakah kita berhak memberikan dia hak untuk menangis? Atau merasakan apa yang telah dia lakukan?
Kita berhak membalas, layaknya pepatah tangan dibayar tangan, darah dibayar darah. Tapi apakah kita ingin mengambil peran dari yang benar-benar BER-HAK membalasnya? Apakah membalas adalah hal yang benar-benar kita inginkan? apakah dengan melakukan hak mu tersebut semuanya akan berubah menjadi lebih baik?
Hak untuk membalas selalu ada, tapi bukankah kita justru harus berterima kasih. Karena ketika ia berpikir untuk berhak melakukan hal “Jahat” kepada kita dan melakukannya, justru ia mengajarkan kita tentang Hak seseorang yang telah direbut, dengan keluarnya air mata. Ia mengajarkan kepada kita tentang “membalas” dengan menjadi lebih baik, dan kita berhak atas berperilaku baik kepada saja.
Kini hak tersebut tidak lagi tentang hak membalas perlakuan “jahat” dengan berperilaku “jahat” pula. Membalas apa yang telah dilakukan tidaklah merubah apapun, walaupun kita berhak membalas, kita juga berhak memaafkan. Diam dan membalas dengan perlakuan yang sama mungkin adil, tapi membalas perlakuan “Jahat” dengan tindakan baik justru lebih baik, dan kita berhak melakukannya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Audit, Sertifikasi, dan Akreditas apa Bedanya?

Mengenal Tentang MUN "Model United Nations"

MENTAL BLOCK