DIFTERI, WASPADAI SEBELUM TERLAMBAT
Difteri merupakan salah
satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman yang sangat menular. Umunya penularan
terjadi melalui udara saat bersin, batuk, dan sentuhan. Penyakit difteri
beresiko menyebabkan kematian jika tidak ditangani secara serius. Gejala awal
ditunjukkan dengan gejala seperti penyakit flu seperti demam, nafsu makan
turun, lesu, nyeri tenggorokkan/menelan, ingus berwarna kuning kehijauan dan
dapat disertai darah. Difteri dapat disembuhkan, dengan cara segera melakukan
penanganan langsung terhadap pasien yang dicurigai difteri. Pasien difetri
harus segera melakukan perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan untuk
menghindari komplikasi dan penularan virus terhadap orang lain.
Komplikasi yang dapat
terjadi yaitu selaput dapat mengganggu jalan nafas jika infeksi meluas, dan
dapat mengganggu organ lain seperti aktivitas paru dan jantung yang kahirnya
menyebabkan kematian. Penularan virus terhadap orang lain harus diwaspadai
apalagi bagi mereka yang telah melakukan kontak langusng terhadap pasien yang
dicurigai ataupun positif terinfeksi virus difteri, karena orang lain yang
berada pada lingkungan yang sama dengan pasien sangat mungkin tertular,
meskipun saat ini tidak mengalami gejala (pembawa kuman).
Pencegahan penularan
difteri sangat mudah dilakukan yakni dengan cara melakukan imunisasi. Dengan tidak
menunda pengobatan dan imunisasi dapat mencegah serta menurunkan resiko penularan
serta komplikasi penyakit difteri. Golongan usia yang sangat beresiko tertular
penyakit difteri yakni pada anak berusia < 15 tahun. Orang yang belum
mendapatkan Imnunisasi difteri sebelumnya sangat beresiko tertular virus
difteri, dan resiko nya menurun bagi mereka yang telah melakukannya. Imunisasi
dapat dilakukan pada anak usia < 1 tahun sebanyak 3 kali, anak usia 1 – 5 tahun
diulang sebanyak 2 kali, pada anak usia sekolah dilakukan saat kelas 1, 2 dan 3
atau kelas 5 SD. Kegiatan serentak pemberian Imunisasi asar umumnya dilaksanakan
mengikuti program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
Apakah
orang dewasa dapat tertular Virus Difteri?
Orang dewasa juga
beresiko tertular ataupun menularkan virus Difteri. walaupun resikonya rendah. Orang
dewasa juga dapat mendapatkan Imunisasi Difteri yakni pemberian Vaksin setiap
10 tahun sekali (apabila saat masih anak-anak/sebelumnya pernah mendapatkan
Imunisasi Difteri), jika belum pernah vaksin diberikan 3 kali dengan interval
waktu 4 minggu.
ORI
(Outbreak response Imunization)
Outbreak
response Imunization Difteri merupakan salah satu gerakan
yang dilakukan untuk mencegah penularan serta komplikasi difteri yang mulai
mewabah di masyarakat. Kegiatan ini hingga saat ini baru dilakukan di pulau jawa
tepatnya di provinsi Banten, DKI Jakarta, serta Jawa Barat mengingat angka kejadian serta penularan virus
difteri yang terlaporkan baru berasal dari wilayah tersebut. Pelaksanaan telah dimulai
pada 11 Desember 2017 yang merupakan program wajib bagi anak usia 1- < 19 Tahun
di Sekolah, Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit, dan fasilitas kesehatan lainnya,.
Perlu diketahui bahwa kegiatan program ini dilakukan secara gratis.
Sumber Indformasi :
Ikatan Dokter Anak Indonesia :
IDAI.or.id (2017)
HUMAS ILUNI Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia (2017)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
: sehatnegeriku.kemkes.go.id
Komentar
Posting Komentar